GAYATRI RAJAPATNI WARISAN EMAS INDONESIA
Gayatri mendapat gelar Rajapatni (istri/pendamping raja) setelah menikah dengan raja Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya). Ia istri ke-4 raja yang paling disayang. Ia adalah perempuan yang memainkan peran penting dalam membesarkan kerajaan Majapahit.
Keberadaan Indonesia modern terkait erat dan merupakan cetak biru kerajaan Majapahit yang berhasil menyatukan pulau-pulau seantero Nusantara. Soekarno secara eksplisit merujuk kerajaan kuno Majapahit sebagai landasan penetapan wilayah Indonesia modern ketika pidato tentang Pancasila di hadapan Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945.
Gayatri adalah putri kesayangan raja Kertanagara. Anak perempuang bungsu yang sering dipanggil sebagai pangeran kecil dan mendapat pendidikan yang baik yang memungkinkan ia meraih pengetahuan dan kebijaksanaan sebagai putri ningrat.
Karena itulah ia bisa mengambil peran kunci di belakang layar dengan menjadi pembimbing, pengarah dan pendamping suami, anak perempuan, menantu, cucu dan mahapatih kerajaan untuk mencapai cita-cita ayahnya.
Ingin mendapatkan kaos, poster, tas, buku atau merchandise karya seni Seruni Bodjawati tentang Gayatri Rajapatni atau tokoh-tokoh sejarah Indonesia lainnya? Hubungi: 085602897020 (WhatsApp) atau DM ke Instagram @seruni_bodjawati
Cita-cita menyatukan kerajaan-kerajaan yang ada inilah yang menjadi arahan pilihannya. Gayatri memilih berperan di belakang layar. Ketika putrinya menjadi ratu, ia memilih menjadi biksuni. Sebelum ia menjadi biksuni, profilnya diabadikan dalam patung Prajnaparamita.
Ia ragu dengan tokoh Gajah Mada karena ada cacat perang Bubat yang membuat orang Sunda hingga sekarang punya masalah dengan orang Jawa Timur. Selain itu Gajah Mada berasal dari kasta jelata yang didesign untuk tunduk pada kelas ningrat. Drake mencari siapa yang mengarahkan Gajah Mada dalam bertindak.
Akhirnya Drake menemukan tokoh tersebut secara kebetulan ketika melihat pameran seni pahat di Washington D.C. Suara hati Drake menyatakan bahwa orang inilah tokoh kunci yang memberi warisan emas Indonesia, ketika melihat patung Prajnaparamita (dewi kebijaksanaan tertinggi agama Buddha) yang merupakan transformasi dari Gayatri. Dialah yang menjadi pengarah Gajah Mada.
Patung Prajnaparamita yang dilihat Drake 2 kali (Washington D.C dan Tokyo) membawanya melakukan penelitian. Hasil penelitian dibukukan dalam bahasa Indonesia berjudul:”Gayatri Rajapatni: Perempuan Di Balik Kejayaan Majapahit pada tahun 2012”. Tulisan artikel ini bersumber dari buku ini.
Dalam narasi tradisional Indonesia peran Gayatri yang sebenarnya tidak disebutkan. Drake yakin bahwa Gayatri adalah tokoh kunci yang membawa kejayaan Majapahit. Rujukan Drake adalah informasi yang ditulis oleh Prapanca dalam Nagarakertagama (puisi epik Jawa yang rampung pada tahun 1365). Prapanca menuliskan apa yang ia saksikan sehingga Drake memakai informasi yang ditulis sebagai bahan analisis sejarahnya.
Dalam Nagarakertagama peran Gayatri nampak menonjol karena orang-orang terdekatnya memberi penghormatan besar (Raja Wijaya, Mahapatih Gadjah Mada, putri sulungnya Ratu Tribhuwana dan Raja Hayam Wuruk). Dua belas tahun setelah Gayatri meninggal, putrinya yang menjadi ratu Tribhuwana melakukan upacara Sraddha yang besar untuk Gayatri ibunya. Tujuan upacara ini untuk membersihkan roh Gayatri agar bisa bersatu dengan Prajnaparamita yang adalah perwujudan dewi Buddha.
Sumber analisa Drake tidak hanya Nagarakrtagama tetapi juga Pararaton yang ditulis lebih dari seabad setelah Nagarakrtagama. Selain itu Drake juga membaca banyak dokumen yang terkait termasuk membaca prasasti, prosa, puisi dan dokumen dari China sebagai konfirmasi.
WARISAN KERAJAAN MAJAPAHIT DAN GAYATRI
Gayatrilah otak di belakang keberhasilan kerajaan Majapahit dalam menyatukan Nusantara dalam kepemimpinan informalnya. Daerah kepemimpinan kerajaan Majapahit ketika jaya inilah yang jadi cikal bakal dan sumber inspirasi bapak bangsa Indonesia. Selain itu bendera merah putih Indonesia modern terinspirasi oleh panji angkatan laut kerajaan Majapahit yang bermotif dasar garis-garis horizontal merah dan putih. Semboyan Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” berasal dari kerajaan Majapahit yang telah memberi prototipe tentang kerukunan antar agama (Hindu dan Buddha) bisa diujudkan.
Kerajaan Majapahit memberi prototipe ke Indonesia modern tentang kemampuannya menjadi pelaku aktif dan menjadi pusat perkembangan ekonomi di Nusantara dan Asia. Ekonomi yang dikembangkan berbasis pertanian dan kelautan. Nusantara melalui kerajaan Majapahit pernah memiliki angkatan laut yang kuat.
Di bidang seni dan budaya, kerajaan Majapahit mengembangkan musik gamelan yang hingga sekarang masih dihidupkan di Bali. Lalu ia juga mengubah pertunjukkan wayang kuno menjadi seperti yang kita kenal saat ini. Cerita Panji Sekartaji menjadi terkenal dan diadopsi oleh banyak tempat di dalam negeri dan luar negeri melalui interaksi yang yang dilakukan oleh duta Majapahit. Di banyak tempat cerita panji yang dikembangkan oleh kerajaan Majapahit masih dipentaskan dan dihidupkan. Kerajaan Majapahit juga yang memodifikasi tokoh abdi/punakawan seperti Semar. Selain itu design keris dengan seluruh ceritanya berkembang pesat di masa Majapahit.
Kerajaan Majapahit juga memulai mengembangkan batik yang dulu dipakai oleh kaum ningrat untuk disiplin rohani dan laku meditasi. Termasuk kerajaan Majapahit juga mengembangkan corak arsitektur khas seperti Wringin Lawang yang kemudian dipakai di Bali. Spirit dan ide yang berasal dari kerajaan Majapahit banyak diwarisi oleh Bali. Ketika kerajaan Majapahit di masa akhir kejayaannya terdesak oleh kedatangan Islam dan sekelompok cerdik pandainya melakukan eksodus ke Bali. Mereka inilah yang menghidupkan peninggalan kerajaan Majapahit.
Kerajaan Majapahit jugalah yang memberi standar karakter bangsawan yang memimpin. Kebangsawaan tidak hanya ditentukan oleh kastanya tetapi juga oleh beberapa sifat keilahian yang harus dimiliki oleh pemimpin. Salah satu yang masih ada saat ini adalah sifat halus dalam mengekspresikan diri dalam memberi perintah. Ini yang menjelaskan mengapa raja setelah meninggal diidentikkan dengan suatu dewa.
Gayatri juga mendapat kehormatan diidentikkan dengan dewi meskipun ia tidak secara resmi menjadi ratu. Ia diidentifikasi sebagai Prajnaparamita (dewi pengetahuan tertinggi dalam agama Buddha) dan di Bali hingga sekarang Gayatri disembah sebagai dewi pengetahuan bernama Sarasvati). Jadi Gayatri diidentikkan dengan dewi agama Buddha dan Hindu yang dalam hidupnya diusahakan diakurkan dan dijadikan satu dalam laku ibadah orang-orang Majapahit. Kerajaan Majapahit mewariskan ajaran Siwa Budha yang hingga sekarang masih hidup di Bali dan banyak tempat di Indonesia.
Gayatri seorang perempuan berpandangan maju yang tidak meninggalkan feminitasnya. Ia keberatan dengan tradisi Hindu yang mewajibkan istri mengikuti suaminya yang meninggal dengan mematikan diri. Gayatri membujuk perempuan ningrat Kediri agar tidak bunuh diri setelah tahu raja mereka kalah perang menghadapi Raden Wijaya. Begitu juga ketika suaminya meninggal, Gayatri tidak bunuh diri tetapi memilih menjadi biksuni.
Source text: Esthi Susanti Hudiono
Lukisan oleh Seruni Bodjawati. Judul: Ibu Keagungan Majapahit. Ukuran: 130 x 100 cm. Media: Cat akrilik pada kanvas. Tahun: 2018.
Ingin mengoleksi lukisan asli karya Seruni Bodjawati untuk memperindah rumah/kantormu? Hubungi: 085602897020 (WhatsApp). Gratis biaya pengiriman, sertifikat resmi, dan berbagai bonus ekslusif.
If you would like to buy this original artwork directly from the artist, order custom art or any business inquiries, please contact: +6285602897020 (WhatsApp), send an e-mail to serunibodjawati@gmail.com, or send Direct Message on Instagram @seruni_bodjawati
Worldwide Shipping
***SOLD***